Perang bintang di Pilpres 2024: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo jadi boneka negara adidaya?

- Rabu, 1 Februari 2023 | 15:04 WIB
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan diduga berpihak pada negara tertentu di Pilpres 2024 (Kolase Instagram @ganjar_pranowo/@aniesbaswedan)
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan diduga berpihak pada negara tertentu di Pilpres 2024 (Kolase Instagram @ganjar_pranowo/@aniesbaswedan)

INDO INSIDER - Isu perang bintang terkait Pilpres 2024 semakin banyak dibicarakan sejumlah tokoh.

Salah satunya disampaikan oleh Presiden Haidar Alwi Institute (HAI), Haidar Alwi. Ia menduga Anies Baswedan akan menjadi boneka Amerika Serikat apabila memenangkan Pilpres 2024 mendatang.

Hal itu, kata Haidar Alwi, terlihat ketika Anies Baswedan mendampingi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat meraih penghargaan dari Boston Club pada tahun 2009.

Baca Juga: Anies Baswedan diduga jadi boneka Amerika di Pilpres 2024, Refly Harun: Kalau Ganjar Pranowo, yang oke China

Haidar memaparkan, Boston Club merupakan proyek Amerika Serikat yang dibiayai oleh konglomerasi Yahudi dan sengaja diciptakan untuk new world order era.

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun pun tidak menepis dugaan tersebut.

Ia menilai, percaturan dunia akan berdampak pada kondisi geopolitik suatu negara.

Refly Harun pun menyinggung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Anies Baswedan resmi dapat tiket di Pilpres 2024, Refly Harun justru singgung ancaman politik Istana, ada apa?

Berbeda dengan Anies Baswedan, preferensi Ganjar Pranowo justru lebih condong ke China apabila terpilih di Pilpres 2024.

“Tapi kalau Ganjar jadi presiden, (Amerika) tidak oke, yang oke China. Wajar orang punya preferensi,” kata Refly Harun.

Mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu pun menyinggung tuduhan radikal yang selama ini ditujukan kepada Anies Baswedan.

Menurut Rafly Harun, Amerika tidak akan mendukung tokoh yang tidak sesuai dengan ideologi negara tersebut.

Baca Juga: Usai meminang Anies Baswedan, Waketum Ahmad Ali Sebut banyak politisi hijrah ke NasDem

“Kalau kita bicara mengenai Amerika Serikat, tidak mungkin Amerika Serikat memilih calon yang terlalu kanan, apalagi sampai kanan radikal,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X