Isu reshuffle kian santer, Rocky Gerung kepada Jokowi: Lepaskan saja semua ambisi

INDO INSIDER - Isu tentang Presiden Jokowi akan melakukan ‘reshuffle’ Menteri Kabinet Indonesia Maju kian santer diperbincangkan khalayak publik.

Meskipun ketika Jokowi ditanya oleh wartawan mengenai isu dirinya bakal melakukan "reshuffle" Menteri Kabinet Indonesia Maju pada Rabu, 1 Februari 2023, yang jatuh pada Rabu Pon dalam kalender Jawa meminta masyarakat agar menunggu.

"Ya, ditunggu saja besok. Rabu Pon besok. Kamis-nya, Kamis Wage," kata Jokowi usai menghadiri Puncak Perayaan HUT Ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa 31 Januari 2023, sebagaimana dikutip INDO INSIDER dari Antara Rabu, 1 Februari 2023.

Baca Juga: Jorginho resmi bela Arsenal, diboyong dari Chelsea dengan harga segini

Terkait, isu Jokowi akan melakukan "reshuffle" kabinet pada Rabu 1 Februari 2023 muncul karena Presiden, sebagaimana diketahui, memiliki rekam jejak kerap mengumumkan kebijakan penting pada hari Rabu Pon.

Sementara itu, kabar perombakan Kabinet Indonesia Maju berembus usai desakan dari politikus PDI Perjuangan agar Presiden Jokowi melakukan hal itu terhadap menteri-menteri dari Partai NasDem setelah partai tersebut mendeklarasikan akan meminang Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 mendatang.

Isu tersebut lantas mendapatkan tanggapan dari pengamat politik kondang Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, ada kecemasan terkait kepentingan politik Jokowi di balik isu reshuffle tersebut.

“Ada kecemasan Presiden dalam melihat keadaan, reshuffle kemudian dijadikan peralatan untuk kemudian menertibkan kembali agenda-agenda beliau,” kata Rocky Gerung dikutip INDO INSIDER dari kanal YouTube Rocky Gerung Official Rabu, 1 Februari 2023.

Baca Juga: Promedia bakal gelar seminar gratis untuk peringati Hari Pers Nasional 2023, terbuka untuk umum lho, tertarik?

Menurut mantan dosen filsafat UI ini, yang terpeting bagi Jokowi sekarang bukanlah reshuffle Kabinet, melainkan bagaimana mengendalikan hasrat kekuasaannya.

“Maka dia mesti siapkan kader, yang akan menganggap dia sebagai kepala negara, atau negarawan, bukan lagi sebagai presiden,” ujarnya.

Rocky mengatakan, Jokowi merasa bahwa dirinya masih memiliki kendali atau peralatan untuk mempertahankan kekuasaan, padahal rakyat menginginkan perubahan.

Dirinya mengatakan, terdapat semcam ketegangan moral dalam diri Jokowi sementara peralatan politiknya tinggal sedikit.